Berdikari Pondokku
Menjadikan santri trampil dan memiliki pengetahuan luas adalah salah satu keunggulan dari Pondok Pesantren Pendidikan Islam (PPPI) Miftahussalam. Untuk menunjang itu, pondok yang terletak di Jalan Raya Kejawar No 72, Banyumas, Jawa Tengah ini sejak 1997 dilengkapi fasilitas laboratorium bahasa (Arab dan Inggris), komputer, Ilmu Pengetahuan Alam (Biologi, Kimia, dan Fisika), serta perpustakaan.
Pada tahun ajaran 1986/1987 pencanangan bahasa Arab sebagai identitas pondok ini dimulai. Cara yang dilakukan adalah mentransfer dari Pondok Pesantren Gontor dengan mengambil tujuh tenaga pengajar dari Ponpes Gontor dan Ponpes Al Islam, Jawa Timur.
Setiap ba’da Subuh ada pembinaan bahasa Arab secara muhadasah untuk melancarkan bahasa seluruh santri sesuai dengan kelasnya. Untuk mendukung pelajaran, diupayakan di tempat tertentu seperti dapur diwajibkan menggunakan bahasa Arab.
Bila santri melanggar, dibawa ke mahkamah bahasa, semacam pengadilan. Dan bila dinyatakan bersalah, santri dikenai sanksi seperti menghafal mufradat untuk menambah perbendaharaan bahasa.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang lahir dan berkembang berdasarkan observasi dan eksperimentasi. Karena itu pelajaran IPA perlu disampaikan berdasarkan hakikat ilmu alam itu sendiri yakni dengan metode obserbasi di samping metode ceramah dan diskusi.
Menyadari hal itu, pondok ini terus berupaya melengkapi peralatan dan bahan-bahan praktikum. Selain menjadikan laboratorium IPA sebagai media dan sumber belajar, santri juga memanfaatkan lingkungan alam seperti kolam, sawah, dan kebun sebagai sumber dan media belajar.
Untuk ilmu komputer minat santri semakin hari semakin bertambah. Dalam sepekan, dua kali santri diberi kesempatan untuk belajar komputer selama dua jam. Tenaga pengajar diambil dari lulusan pondok yang telah memegang sertifikat instruktur disamping tenaga profesional dari luar.
Perpustakaan di pondok ini menempati ruang seluas 63 meter persegi dengan menggunakan sistem terbuka. Sampai saat ini terdapat tiga ribu buku lebih yang terbagi menjadi 10 bidang ilmu pengetahuan.
Dalam bidang usaha pondok yang diririkan KH Samsuri Ridwan atas dukungan Bupati Banyumas, Poedjadi Djaring Bandajoeda pada 17 Januari 1976 ini memiliki koperasi pondok pesantren (kopontren) yang didirikan pada 1998.
Kopontren Miftahussalam setiap tahun menunjukkan peningkatan diberbagai aspek kegiatan usaha. Yaitu dengan dibukanya unit usaha seperti warung serba ada (waserda) putra dan putri, kantin, unit usaha simpan pinjam (simpin) yang digulirkan kepada keluarga dan masyarakat sekitar sekaligus untuk meningkatkan kerjasama antara pondok pesantren dengan masyarakat.
Pada awal pendirian, dibuka Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan pada tahun 1979 dibuka Madrasah Aliyah (MA) sebagai salah satu upaya memenuhi kontribusi pendidikan di jenjang perguruan tinggi guna mencetak muslim yang sarjana dan sarjana yang muslim. Sebagian gedung dari pondok ini adalah bekas karesidenan Banyumas yang dibangun sekitar tahun 1800.
Pimpinan PPPI Miftahussalam, KH Rosjichun, mengatakan Madrasah Aliyah di pondok ini memang sebagai sekolah unggulan swasta di Kabupaten Banyumas. ‘’Keungulannya karena Guppi (Gerakan Usaha Perbaikan Pendidikan Islam) Pusat mengupayakan pondok ini memiliki laboratorium,'’ ungkapnya.
Sistem pendidikan di pondok ini yang tadinya dipisahkan antara pendidikan formal dan kepondokan, sejak 1997 diintegrasikan menjadi satu hingga sekarang. Kajian Kitab Kuning tetap ada ditambah dengan pemantapan kitab diluar pelajaran formal seperti pengajian sorogan, tafsir jalalain, dan kitab lain.
Hasilnya, menurut Rosjichun, belum bisa diketahui karena masih dalam tahap evaluasi dan pengkajian. ‘’Belum bisa dilihat apakah berjalan efektif,'’ katanya.
Pimpinan pondok mengakui, ada kelambatan didalam pengembangan kuantitas santri. Tapi untuk kualitas, katanya, selalu diupayakan agar memiliki perkembangan yang memadai sesuai dengan cita-cita pendiri yayasan, yaitu mencetak kader Muslim yang militan yang otaknya Jerman tapi akhlaknya Arab.
Pada mulanya, santri berasal dari wilayah Banyumas dan sekitarnya. Namun sekarang berkembang hingga ke 17 provinsi di Indonesia termasuk Papua.
Di daerah Banyumas, ujar Rosjichun, perkembangan pondok masih agak lambat kecuali yang sudah berpuluh tahun karena para alumni yang memasukkan anak cucu mereka ke pondok juga. ‘’Di sini baru mulai alumni yang punya anak memasukkan ke pondok. Nanti kalau semakin banyak alumni otomatis pendukungnya lebih besar,'’ jelasnya.
Tercatat di Ponpes Miftahussalam ada 400 santri putra dan putri. Dari keseluruhan santri itu, sekitar 2/3 diasramakan dan lainnya berasal dari daerah sekitar. Jumlah keseluruhan ada 13 kelas dengan 37 tenaga pengajar. Pondok ini masih bisa menampung santri hingga 600 santri.
Dalam perkembangan sekarang, lanjut Rosjichun, lebih dari separoh lulusan Miftahussalam bisa menembus perguruan tinggi meski masih didominasi ke IAIN.
Inovasi setahap demi setahap telah banyak diupayakan ponpes ini. Diantaranya program yang terealisasi spesialisasi tenaga edukatif, sarana dan prasaran, metode pengajaran untuk menggapai kualitas pendidikan yang semakin kompetitif. bowo leksono
Trensahad, Sarana Ukhuwah Islamiyah
Untuk pertama kalinya pada tahun 1997, PPPI Miftahussalam menyelenggarakan Trensahad yaitu pesantren sabtu malam ahad. Trensahad merupakan kegiatan yang diselenggarakan bagi seluruh wali santri PPPI dengan melaksanakan kegiatan sebagaimana para santri. Kegiatan itu seperti tidur ala santri, makan ala santri, dan salat berjamaah bersama para santri.
Trensahad diselenggarakan sebagai satu rangkaian kegiatan dengan rapat pengurus BP 3 dengan para wali santri dengan tujuan, meningkatkan ukhuwah islamiyah antara pengelola pondok dengan wali santri, memberikan kesempatan pada wali santri untuk menyaksikan dan memperhatikan secara langsung kegiatan pendidikan dan pengajaran di PPPI, dan meningkatkan partisipasi aktif wali santri terhadap kelangsungan hidup dan kemajuan PPPI.
KH Rosjichun, mengatakan, salah satu kegiatan trensahad adalah dialog antara pengelola pondok dengan para wali santri. ‘’Pada acara tersebut, pengelola pondok menyampaikan secara luas program dan pelaksanaan kegiatan pendidikan dan permasalahan yang dihadapi. Setelah itu para wali santri menyampaikan pertanyaan, tanggapan, evaluasi, dan saran-saran demi kemajuan pendidikan di PPPI,'’ tuturnya.
Kegiatan ini hingga sekarang dilakukan mengingat manfaat yang dapat diambil dari kegiatan Trensahad sangat besar. ‘’Kegiatan semacam ini perlu dikembangkan dimasa-masa mendatang dan dijadikan pola komunikasi timbal balik antara wali santri dengan pengelola pondok,'’ ujar K.H.Rosjichun.
Disamping itu, setiap tahun diadakan silaturahim dalam rangka Idul Fitri di antara pengurus yayasan, pengelola pondok, dewan guru, dan wali santri.
Sementara itu, untuk menciptakan dan mencetak sumberdaya manusia yang berpola pikir lebih maju dan berakhlakul karimah, PPPI Miftahussalam mengemas kegiatan santri sedemikian rupa sehingga dapat membiasakan santri hidup dengan disiplin dalam ilmu yang mendukung untuk tolabul ilmi lil ibadah.
Rosjichun menegaskan, penerapan disiplin bagi santri ini merupakan ciri khusus dalam Alquran dan sunnah Rasul. ‘’Maka PPPI selalu membina dan membimbing santri-santrinya untuk terbiasa hidup disiplin sebagaimana diajarkan oleh agama Islam,'’ tegasnya.
Diantara disiplin yang diterapkan di pondok ini adalah disiplin salat lima waktu dengan berjamaah di masjid, disiplin ke luar masuk asrama, dan disiplin pulang. Dengan kedisiplinan para pengasuh dan sntri, diharapkan kegiatan di pondok dapat berjalan dengan tertib, aman, dan lancar.
0 komentar:
Post a Comment