Berharap kepada Allah atau terlena oleh tipuan syaithan?
By puji
26/08/2008 3900 clicks Printable Version
Tidak sedikit orang yang jatuh dalam dosa dan kemaksiatan bahkan mereka berani meremehkan dosa-dosa tersebut. Mereka mengatakan, bukankah Allah Maha Pengampun? bukankah Allah akan mengampuni dosa selain syirik? bukankah Allah Maha Pengasih? dan seterusnya…yang pada akhirnya mereka terus-menerus dan meremehkan dosa-dosa. Mereka lupa bahwa Allah juga mempunyai adzab yang sangat pedih.
Harapan atau lamunan?
Berharap kepada Allah adalah suatu kemestian, berharap akan diterimanya amalan yang telah dilakukan, berharap diterima taubatnya, berharap agar dosa-dosanya diampuni dan seterusnya.

Lalu, apakah dengan modal berharap saja cukup? Berharap akan kasih sayang Allah sementara kita mengabaikan rambu-rambunya? Berharap mendapatkan surga-Nya sementara kita melalaikan kewajiban-kewajiban dan melanggar larangan-larangan-Nya?

Kalau seandainya ada seorang petani yang mempunyai lahan luas, tetapi dia tidak mengolah, menanam dan merawatnya, akankah dia akan berharap panen dengan hasil yang baik?

Kalau seandainya ada pelajar yang sehari-hari menghabiskan waktu untuk bermain, menonton TV dan yang semisalnya tanpa mempedulikan pelajaran, akankah dia akan berharap mendapat nilai ujian yang baik?

Tentu petani dan pelajar tersebut tidak dapat berharap akan mendapatkan hasil yang baik, kalaupun mereka berharap, tentu itu hanya khayalan dan lamunan mereka saja.

Hal ini seperti orang yang senantiasa melakukan dosa-dosa bahkan meremehkannya kemudian dengan entengnya berkata, “Allah kan Maha pengampun”, “Allah akan mengampuni dosa selain syirik”

Berharap kepada Allah disertai dengan ketaatan
Sesungguhnya salafus shalih telah meletakkan roja (berharap) dan khouf (takut) pada tempatnya:

Abu Ishaq melihat Amr bin Syarahil pernah datang ke pembaringannya lalu berkata: “Andaikata ibuku tidak melahirkan aku” Lantas istrinya berkata: “Hai Abu Maisarah, bukankah Allah telah berbuat baik kepadamu? Dia telah memberimu hidayah menuju Islam. Dia juga telah memperlakukanmu begini?” Ia menjawab, “Benar, akan tetapi Allah telah memberitahu kita bahwa kita semua akan melewati jembatan di atas neraka dan tidak menjelaskan bahwa kita akan bisa selama daripadanya”

Abu Bakar Al-Muzani berkata: “Seandainya ada pengumuman dari langit bahwa hanya ada satu orang diantara kalian yang akan masuk surga, niscaya setiap orang harus berusaha menjadi satu orang tersebut. Dan seandainya ada pengumuman dari langit bahwa hanya ada satu orang diantara kalian yang masuk neraka, niscaya setiap orang harus berusaha menghindari agar tidak menjadi satu orang tersebut.

Hasan berkata: “Orang mukmin adalah orang yang tahu bahwa firman Allah adalah sama seperti yang Dia firmankan. Orang mukmin adalah orang yang paling baik amalnya dan paling kuat ketakutannya. Andaikan ia menginfakkan harta sebesar gunung, maka ia tidak merasa tenang sebelum melihat hasilnya secara nyata. Semakin bertambah keshalihannya, kebajikan dan ibadahnya, maka semakin bertambah pula kesulitannya untuk memejamkan mata dan berkata, “Aku tidak akan selamat”. Sedangkan orang munafik berkata: “Jumlah manusia sangat banyak, dosaku akan diampuni dan tidak ada masalah bagiku” Akibatnya ia lupa beramal, Ia hanya mengkhayal terhadap Allah.

Syaqiq Al-Balkhi berkata, “Orang mukmin itu seperti orang yang menanam pohon kurma dan merasa takut kalau-kalau akan tumbuh subur semak belukar”. Sedangkan orang munafik itu seperti orang yang menanam semak belukar dan berharap akan menuai buah kurma. Sungguh jauh panggang daripada api.

Allah azza wa jalla berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah” (Al-Baqarah: 218)

Siapa yang berharap akan rahmat Allah? Ibnul Qayyim Al-Jauziyah berkata: “Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan orang-orang tersebut yang berhak mengharapkan rahmat-Nya, bukan orang-orang yang zhalim dan orang-orang fasiq.

Ibnu Mas’ud Radhiallaahu ‘anhu pernah berkata: ”Seorang mukmin melihat suatu dosa seakan-akan ia duduk dibawah gunung dan takut jikalau gunung itu menimpanya dan orang fajir (pendosa) melihat dosa bagaikan lalat yang lewat didepan hidungnya seraya berkata “begini”, Ibnu Syihab menafsirkan: yakni berisyarat (mengebutkan) tangannya didepan hidung untuk mengusir lalat.

Oleh karena itu, sudah semestinya bagi kita untuk seperti petani kurma yang teliti memilih benih, menyiapkan lahan dengan baik, menyirami dan memupuknya, memelihara dari gangguan hama dan penyakit, kemudian berharap akan panen yang baik, bukan seperti petani yang menanam belukar dengan mengharap memanen kurma.

Referensi:
1. Jawabul Kafi liman sa’ala ‘anid Dawa’I Syafi, Ibnul Qoyyim edisi bahasa Indonesia. Terapi penyakit dengan Al-Quran dan As-Sunnah penerbit Pustaka Amani
2. 1000 Hikmah Ulama Salaf (Kisah-kisah pilihan dalam Hilyatul Auliya’) karya Shalih bin Abdul Aziz Al-Muhaimid, penerbit Pustaka Elba.

Sebagian manusia telah menganggap remeh atas dosa-dosa mereka, mereka menganggap bahwa kebaikan-kebaikan mereka sudah terlalu banyak sehingga akan menenggelamkan dosa-dosa yang mereka lakukan. Padahal jika seseorang meremehkan dosa-dosa, maka sungguh ia telah terpedaya oleh syaitan
Sebagian manusia telah menganggap remeh atas dosa-dosa mereka, mereka menganggap bahwa kebaikan-kebaikan mereka sudah terlalu banyak, mereka menganggap bahwa amalan-amalan shalih mereka sudah begitu melimpah sehingga pahala yang mereka kumpulkanpun sudah begitu menggunung. Mereka menganggap bahwa shalat malamnya, puasa senin kamisnya, haji dan umrahnya, infaqnya dan seterusnya dari amalan-amalan shalih yang mereka kerjakan akan seperti lautan yang akan menenggelamkan dosa-dosa yang mereka lakukan. Jika seseorang menganggap remeh suatu dosa, ketahuilah bahwa sesungguhnya dia telah terpedaya oleh syaitan, walaupun mereka telah banyak beramal dengan amalan-amalan ketaatan.

Wahai saudaraku yang semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu...
Allah ta'ala memberikan permisalan tentang orang yang telah mengumpulkan banyak kebaikan akan tetapi nanti di akhirat, amalan kebaikan yang diandalkannya tidak dapat banyak bermanfaat, Allah berfirman

أَيَوَدُّ أَحَدُكُمْ أَنْ تَكُونَ لَهُ جَنَّةٌ مِنْ نَخِيلٍ وَأَعْنَابٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ لَهُ فِيهَا مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ وَأَصَابَهُ الْكِبَرُ وَلَهُ ذُرِّيَّةٌ ضُعَفَاءُ فَأَصَابَهَا إِعْصَارٌ فِيهِ نَارٌ فَاحْتَرَقَتْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآَيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ

”Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah, Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya. (QS. Al-Baqarah:266)

Ibnu Abbas radhiallahu'anhuma ketika menjelaskan ayat di atas, beliau mengilustrasikan dengan orang kaya yang beramal karena taat kepada Allah, kemudian Allah mengutus setan padanya, lalu orang itu melakukan banyak kemaksiatan sehingga amal-amalnya terhapus (Tafsir Ibnu Katsier)

Wahai saudaraku yang semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu...
Janganlah sekali-kali kita meremehkan dosa karena kita menganggap sudah mempunyai amal kebaikan yang banyak. Ketahuilah wahai saudaraku bahwa belum tentu amal kebaikan yang kita kerjakan dihitung sebagai amal shaleh di sisi Allah, apakah karena kita tidak ikhlas atau tidak sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam. Selain itu, amal kebaikan juga akan dapat terhapus dengan kemaksiatan-kemaksiatan.

Tsauban radhiaallahu'anhu meriwayatkan sebuah hadits yang dapat membuat orang-orang shalih susah tidur dan selalu mengkhawatirkan amal-amal mereka. Tsauban radhiaallahu'anhu berkata, Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda

لأعلمن أقواما من أمتي يأتون يوم القيامة بحسنات أمثال جبال تهامة بيضا فيجعلها الله هباء منثورا . قال ثوبان : يا رسول الله صفهم لنا جلهم لنا أن لا نكون منهم و نحن لا نعلم ، قال : أما إنهم إخوانكم و من جلدتكم و يأخذون من الليل كما تأخذون و لكنهم أقوام إذا خلو بمحارم الله انتهكوها

Aku benar-benar melihat diantara umatku pada hari Kiamat nanti, ada yang datang dengan membawa kebaikan sebesar gunung di Tihamah yang putih, lalu Allah menjadikannya seperti kapas berterbangan, Tsauban bertanya, Ya Rasulullah, jelaskan kepada kami siapa mereka itu agar kami tidak seperti mereka sementara kami tidak mengetahui!, Beliau bersabda, Mereka adalah saudara-saudara kalian dan sebangsa dengan kalian, mereka juga bangun malam seperti kalian, akan tetapi apabila mendapat kesempatan untuk berbuat dosa, mereka melakukannya (HR. Ibnu Majah, disahihkan oleh Syaikh Al-Bany dalam Silsilatul Ahaadits Shahihah No,505)

Saudaraku, masihkah kita merasa bangga dengan amal-amal kita kemudian berbuat dosa dan menganggap bahwa dosa kita akan tenggelam dalam lautan amalan shalih kita.

Maka wajib bagi kita untuk senantiasa bersabar, bersabar dan bersabar. Sabar dalam melaksanakan ketaatan dan sabar dalam menjauhi dosa-dosa.

Semoga Allah merahmati Imam Ahmad yang mengatakan bahwa sabar adalah terus menerus sampai seseorang menapakkan kakinya di Surga kelak.

Ketika seseorang bertanya kepada Abu Hurairah radhiallahu'anhu tentang makna takwa, Abu Hurairah kemudian bertanya kepada orang tersebut, Apakah engkau pernah melewati jalan yang berduri? Ia menjawab, Ya pernah. Abu Hurairah bertanya lagi, Apa yang engkau lakukan, Ia menjawab, Jika aku melihat duri maka aku menghindar darinya, atau melangkahinya, atau mundur darinya, Abu Hurairah berkata, Seperti itulah takwa

Maka bukanlah dikatakan takwa jika seseorang sengaja menerjang rambu-rambu syariat, mengerjakan apa-apa yang diharamkan oleh Allah atau meninggalkan apa-apa yang diperintahkan-Nya.

Kemudian kita juga harus takut karena kita tidak tau kapan ajal akan menjemput! Kalau kita amati disekitar kita, maka kita dapati bahwa jumlah manula lebih sedikit daripada orang muda dan anak-anak, hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan manusia meninggal dalam usia muda, maka waspadalah!

Wahai saudaraku yang semoga Allah melimpahkan rahmat kepadamu...
Terakhir saudaraku, hendaknya kita senantiasa bertakwa dan tidak meremehkan dosa-dosa agar kita tidak seperti yang digambarkan dalam ayat dan hadits di atas, semoga Allah menjadikan kita nanti, termasuk yang diseru dalam firman-Nya

يَا أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ * ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً * فَادْخُلِي فِي عِبَادِي * وَادْخُلِي جَنَّتِي

Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya, Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, Maka masuklah ke dalam Surga-Ku (Al-Fajr: 27-30)

Referensi
1. Tafsir Ibnu Katsier
2. Silsilatul Ahaadits Shahihah, Syaikh Al-Bany
3. Jami' ulumul wal hikam, Ibnu Rajab

* emua sektor pendidikan resmi yaitu Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi.
* Semua sektor "pendidikan tidak resmi" (non-formal education). Yang non-formal termasuk sekolah kejuruan swasta kecil dan sumber pendidikan atau informasi tentang "kebutuhan manusia" (life skills - personal enrichment development).

Pendidikan Network akan terus-menerus berkembang tetapi kecepatannya akan tergantung partisipasi dari lingkungan pendidikan di Indonesia. Anda yang paling tahu masalah-masalah di lapangan (dan solusinya). Kalau kita berkomunikasi dan bekerjasama kita bisa membuat kesempatan untuk mengingkatkan mutu pendidikan, profesionalisme dan kesejahteran pendidik. Harapan kami artikel-artikel yang dikirim akan membantu pendidik, siswa-siswi, atau masyarakat dengan informasi yang langsung dari lapangan dan berguna (bukan retorika - "hype").

Anda bebas dengan topiknya dan banyaknya bahan tidak penting - yang penting adalah isinya berhubungan dengan pengembangan pengetahuan/pengertian, ketrampilan, atau manajemen. Sebagai contoh-contoh saja: kesenian, managemen sekolah, metodologi mengajar, ketrampilan elektro, matematika, dll. Pendidikan Network (kami) sudah mulai membuat bagian "Learning English" tetapi kami senang sekali kalau ada guru Bahasa Inggris yang mau melanjutkan bagian "Bahasa Inggris" itu.

Kami juga ingin menerima artikel-artikel tentang Busana, Boga, Kesehatan, dan Bisnis (kecil). Informasi seperti ini akan sangat membantu masyarakatnya.